Ketika bertemu dengan pemilik mata teduh
Kuharapkan inilah kekasih dari langit itu
Tersibak tirai yang selama ini menaungi
Senandung cinta yang didendangkan
tanganku memahat angan dan bayang bayang
Sejujurnya,
Aku rindu keabadian
Bercinta tanpa takut berpisah
Adakah yang lebih membahagiakan,
Selain kau dapat mendekap kekasihmu selama waktu
Yang kau mau…….
Aku ingin mata lembut itu,
Menatap tanpa berubah rasa
Sedari awalnya hingga peruntukkan takdir yang menyudahinya
Tapi bukan diriku bukan dirinya
Nyanyian ku beraroma syurga
Berpengharapan besar akan kesetiaan
Kekasih dari langit akan mendengar atau tak mendengar
Tak berbeda
Aku menggantungkan harapan ini kepada Sang Pemilik langit
Walau ku tau
Jauh dari panggang untuk terkabul
Aku mungkin hanya menyulam angan
Tapi hidup tak berpengharapan
Bukankah bagaikan mati sedari awal
berusaha untuk berkata…….
Sejujurnya,
Aku rindu keabadian!